10/30/2009

TAQDIR MENURUT AL-QUR'AN

" Dan Dia( Allah) telah menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan di tetapkan-Nya manzilah-manzilah bulan agar kamu tahu bilangan tahun dan perhitungan (bulan). Tidaklah Allah Mencipta yang demikian , melainkan dengan hak.Dia menjelaskan Tanda-tanda kepada kaum yang mau mengetahui.( terj Q.S. 10:5)
Pada ayat ini kita dapati kata Qoddara yang di terjemahkan ' menetapkan' yakni menetapkan lingkar peredaran bulan dan stasiun-stasiunnya mengelilingi bumi qoddara-yaqaddiru-taqdir
Dalam Qur'an ada 13 buah kata qoddara dan 5 buah kata taqdir( taqdir-menurut ejaan Indonesia) termaktub pada surat al -Furqon ayat 2, al-Insan ayat 16, al-An'am ayat 96, Yasin ayat 38, dan surat Fushilat ayat 12.
Empat dari lima ayat tersebut menegaskan bahwa taqdir ialah ketetapan-ketetapan Allah yang pasti berlaku pada seluruh dan setiap mahluk.

Makanya pemahaman Taqdir itu tidak boleh di batasi sebagai berkenaan dengan manusia saja. Sebab manusia hanyalah bagian kecil dari alam raya ciptaan Allah. sedangkan taqdir justru berkenaan dengan langit, bumi, matahari, bulan, dan tiap-tiap makhluk. Manusia terdiri dari unsur-unsur fisik jasad/materi, hayat/nyawa, dan ruh. Maka pada setiap unsur itu berlaku taqdir-taqdir. pada unsur air yang ada pada jasad manusia berlaku takdir-taqdir Allah mengenai air. Pada unsur tanah yang menjadi jasad kita berlaku taqdir-taqdir Allah mengenai tanah. Pada unsur ruh pun berlaku taqdir-taqdir.
Putaran matahari pada porosnya itu adalah taqdir. Silih berganti malam dan siang adalah taqdir. Langit dan tujuh lapisnya itu juga taqdir. adanya dan beredarnya bintang-bintang itu juga taqdir. bahkan pada sebutir pasirpun pasti ada dan berlaku taqdir-taqdir Allah.

Takdir-takdir yang berlaku pada tiap sesuatu tidak dapat di ubah , tidak dapat di hapuskan, dan tidak dapat di batalkan oleh makhluk apapun. Malaikat. Jin, Iblis dan juga manusia tidak ada yang dapat membatalkan, atau tidak memberlakukan takdir-takdir itu sedetikpun, dengan cara dan kekuatan apapun . Setiap makhluk tidak dapat menolak takdr-takdir yang telah di tetapkan Allah. Doa dan Sodaqoh juga tidak dapat membatalkan atau menolak takdir-takdir. Berdoa agar tujuh lapis langit itu di ubah, misalnya, bukan saja tidak benar dan tidak di kabulkan, tapi juga menentang takdir yang telah ditetapkan untuk langit. Begitu juga ber do'a agar takdir matahari berputar itu di ubah menjadi tidak berputar, merupakan do'a yang tidak benar dan tidak di kabulkan . Do'a seperti yang di contohkan ini sama artinya dengan mohon Allah mengiamatkan alam raya ini untuk selanjutnya di tetapkan takdir-takdir yang baru.

Penyempitan dan kesalahan fatal dalam pemahaman taqdir karena hanya di kaitkan dengan kehidupan manusia sering di bela dengan alasan yang se olah-olah benar, padahal hanya sepele dan sembarangan. Akibatnya bertumpuk dua kesalahaan. Kemahakuasaan Allah untuk berbuat sekehendaknya atau untuk memberi keistimewaan kepada orang-orang tertentu di jadikan alasan untuk berdoa boleh memohon hal-hal diluar takdir. dengan dalih kemahakuasaan Allah. Maka segala macam doa boleh di mohonkan, termasuk meminta sesuatu yang luar biasa, dikabulkan atau tidak itu terserah kepada Allah, katanya.

Dalih demikian acap kali terdengar . Tetapi ketidak benarannya dapat di lihat melalui kritik berikut ini:
1.Doa agar Allah merubah alam semesta yang berarti pula merubah takdir-takdir yang telahditetapkan, jelas merupakan doa yang tidak diajarkan dalam Islam, di samping tidak di kabulkan. Bukankah doa-doa yang termaktub dalm al-Qur'an dan hadits-hadits tidak ada yang begitu.

2.Takdir-takdir bagi setiap makhluk yang telah di tetapkan Allah sejak saat penciptaan hanya akan mengalami perubahan melalui peristiwa kiamat , dimana bumi dan langit dengan segala isinya di ganti Allah dengan bumi dan langit baru, sebagai mana dinyatakan Qur'an: " yaitu pada hari di gantinya bumi ini dengan bumi lain dan demikian pula langit" terjemah QS 14: 48

3.Ruang lingkup objek doa hanyalah bekenaan dengan segala sesuatu yang masuk dalam lingkup Qodho dan Qodar saja. Tidak mencakup hal-hal yang berkenaan dengan Taqdir. Apa-apa yang bersifat Taqdiriyah merupakan hal yang di luar jangkauan do'a manusia maupun makhluk-makhluk tak kasat mata seperti, Malaikat , Jin dan Iblis. Iblis sekalipun tidak pernah mohon agar di adakan perubahan takdir-takdir. ia hanya mohon di panjangkan umur hingga alam semesta di kiamatkan, supaya punya waktu dan kesempatan yang sangat luas untuk menggoda dan menyesatkan manusia.

4.Kehendak dan kekuasaan Allah tak terbatas. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu yang sudah kita ketahui (ma'luumaat) dan belum kita ketahui (majhuulaat) Juga meliputi segala sesuatu yang belum ia ciptakan lengkap dengan takdir-takdirnya, dan segala sesuatu yang belum ia ciptakan dan belum di tetapkan takdir-takdirnya. Allah sedikitpun tidak tergantung kepada kehendak, keinginan, dan doa-doa manusia atau makhluk-makhluk lainnya.

Penciptaan dan Pentakdiran
Ayat-ayat Qur'an sering menyebut " Penciptaan " ( al-khalqu) bersamaan dengan menyebut" Pentakdiran" ( at-taqdir). Ini menunjukan penciptaan sesuatu tidaklah terpisah dari penetapan takdir-takdirnya, Tiap - tiap Allah Mencipta, berarti ia Mentakdirkan pada waktu yang sama.
salah satu Kemukjijatan al-Qur'an ialah penggunaan kata-kata secara tepat dan sangat cermat. Kata Taqdir di pergunakan dalam konteks yang berbeda dengan pengguanaan kata Qodho dan Qodar.

H.M. Nabhan Husein (buku : Reformasi rukun Iman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar