10/21/2009

ISRA' DAN MI'RAJ (Mengunjungi surga Dunia)

Kata asraa-yusrii-israa’berarti melakukan perjalanan pada malam hari, baik dengan jalan kaki maupun berkendaran. Dalam kajian ini israaa’ ialah perjalanan malam hari Nabi Muhammad Saw dari al- masjidi’ l-Haram Mekah ke al-masjidi 'l-Aqsha Palestina. Selama hidupnya, nabi tidak pernah musafir dari Mekah atau dari Madinah ke kota di mana tempat terdapat Mesjid al-Aqsha, yaitu kota Daru’s-Salam( Jerusalem ) Palestina. Hanya sekali beliau Ke al- Aqsha, sewaktu Isro’ itu saja.
Kata ‘aroja-ya’ruju-‘uruuj/ma’roj berarti naik pakai tangga, bentuk jamaknya ialah ma’aarij. Mi’raj juga berarti tempat yang hendak di capai waktu naik. Definisi mi’raj dalam kajian ini ialah kenaikan Nabi Muhammmad Saw dari al-Masjidil’al-Aqsho, Daru’s-salam, Palestina ke Sidratu’l-Muntaha.
Isra' dan mi’raj terjadi dalm satu malam, dimana Nabi berangkat al Masjidi ‘l-Haram di awal malam dan sudah kembali berada di Mekah di waktu fajar, akhir malam itu juga. Segalanya telah terjadi, tapi tak mudah di mengerti dengan akal pikiran, dan juga tidak dapat di mustahilkan. Begitu luar-biasanya peristiwa Isra' Mi’raj itu bagi umat manusia sebumi ini.

Dalil Isra
Peristiwa Isra’ di jelaskan Allah pada ayat al-Isra/ Bani Israil. ini satu satunnya ayat yang tegas menyatakan adanya peristiwa Isra’.
Maha sucilah Tuhan Allah yang telah memperjalankan seorang hambaNya (Muhammad) pada suatu malam dari al-masjidi 'l-Haram ke al-masjidi ’l-Aqsha yang telah kami berkati sekelilingnya, untuk kami perlihatkan kepadanya ( Muhammad) salah satu dari tanda-tanda ke mahaan Kami. Sesungguhnya Dia ( Allah) maha mendengar lagi maha melihat. (terj Q.S. 17:1)
Meski dalil Isra’ hanya satu ayat, tapi setiap muslim wajib mengetahui dan mengimaninya, (yajibu ‘i-ilmu wa’i-iimaanu). Para ulam bersepakat/berijma’mengatakan demikian, karena ayat itu menyebutnya dengan jelas-tegas memakai kata isra’( asraa-ysrii-israa’) kalau tidak percaya terhadap ayat dan isinya. Itu tentu dosa besar.
Yang meng Israkan yaitu Allah. Yang di isra’kan ialah hamba Allah, Muhammad . Waktu peng Isra’-an ialah malam hari waktu Mekah-Palestina( waktu Timur Tengah) . Lokasi pengisra'-an ialah dari Masjidi’i-Haram Mekah Ke ‘l Aqsho Palestina. Maksud pengisra’-an ialah satu saja, yaitu untuk memperlihatkan Kepada Muhammad salah satu tandaKeagungan Allah Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat. Inilah segi-sei yang wajib di ketahui dan di imani.
Ada banyak hadits berkenaan denga Isra'. Sebagiannya shohih, sebagian dhoif, dan ada juga yang buatan/maudhu. Secara garis besar, isi hadits-hadits di maksud sama dengan isi ayat di atas. Namun hadits-hadits menunjuk tambahan-tambahan, seperti adanya kendaraan Buraq, dan kesertaan Malikat Jibril mendampingi dan membimbing Nabi.

Dalil Mi’raj.
Dalil adanya mi’raj terdapat dla al-Qur’an, surat an-Najmi ayat 13-18.
Dan sesungguhnya Dia( Muhammad) telah melihat Jibril pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha di sana ada surga al-ma’wa ( Dia melihat Jibril itu) ketika Sidratul Muntaha diliputi sesuatu yang meliputinya Pandanganya (Muhammad) tidak melenceng dari yang dilihatnya itu, dan tidak pula melampauinya. Sesungguhnya dia( Muhammad) benar-benar telah melihat satu dari tanda tanda terbesar ke Agungan Tuhannya.
Ayat-ayat ini tidak secara tegas menyebut mi'raj, melainkan mengisyaratkan saja. Isinya ialah Nabi melihat Jibril di Sidratu ‘l-Muntaha, adanya Sidratu ‘l- Muntaha, adanya syurga al-ma’wa di sidratu ‘l-Muntaha, nabi melihat persis keadaan Sidratu ‘l- Muntaha, dan Sidratu ‘l- Muntaha itulah yang di maksud sebagai salah satu tanda keagungan Allah yang hendak di perlihatkan kepada Muhammad. Li nuriyahuu min aayaatinaa pada ayat isra’ klop dengan laqod ro’aa min aayaatihi robbihi’l-kubroo, pada ayat mi’raj.
Hadits-hadits mengenai mi’raj klop dengan ayat-ayat mi’raj, tapi menambahkan beberapa rincian, antar lain cahaya-cahaya yang meliputi Sidratu’i-Muntaha, wujud yang jelas dari Sidratu’l-Muntaha, melihat para penghuni syurga al-Ma’wa di Sidaratu ‘l- Muntaha. Subhaanallah! Luar Biasa.
Peristiwa Isra’-Mi’raj memang satu-satunya. Hanya satu kali saja terjadi dan di alami satu-satunya hamba Allah, yaitu Muhammad. Bohong bila ada orang tasowuf/sufi mengaku mengalami Isra’-Mi’raj, begitu juga orang-orang yang di anggap wali. Jangankan manusia biasa, nabi-nabi sebelum Muhammadpun tidak ada yang di isra'-mi’rajkan Allah. Hanya Muhammad.

Surga Al-ma’wa
Surga yang di jelaskan Al-Qur’an ternyata terdiri dari 3 ( tiga) macam. Pertama, surga-surga Ukhrowi, yaitu jannaatul firdaus ( Q.s.18:107), jannaatun na’iim ( Q.s.31:8), jannaatu ‘adnin (Q.s. 18:31), jannatul ma’wa( Q.s.32: 19) kedua Surga Duniawi, jannatu’l-Ma’wa, di Sidratul Muntaha. Ketiga surga Adam dan Hawa, yang tidak disebut namanya.
Surga-surga Ukhrowi akan menjadi tempat hidup sempurna bahagia, bagi orang-orang yang telah memenuhi syarat-syarat, dan di putuskan Allah untuk masuk surga. Masuk surga ukhrowi itu nanti, masih lama sekali, harus melewati fase kiamat, fase mahsyar, fase perhitungan amal baik-buruk, fase penimbangan bobot amal, dan fase penetapan keputusan Allah. Surga Duniawi, satu saja namanya al-Ma’wa, tempatnya di Sidratul Muntaha, itu merupakan tempat tinggalnya ruh para Rasul dan Nabi, para syuhada dan awliya, sejak mati hngga datang kiamat. Bagi orang yang belum mencukupi syarat untuk di tempatkan di al-Ma’wa Sidratul Muntaha, tapi beriman dan beramal soleh, ruhnya akan di tempatkan di salah satu langit tujuh lapis. Ruh orang yang mendustakan dan sombong terhadap ayat-ayat Allah akan di tempatkan di bawah langit pertama, yakni di kawasan langit Dunia dan langit Hujan. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, ( bila dia mati)sekali-kali tidak akandi bukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak akan memasuki surga ( duniawi) hingga onta masuk kelubang jarum. Demikianlah kami memberikan balasan kepada orang-orang yang melanggar hukum-hukum Allah ( Q.S.7:40)
Banyak hadits menjelaskan, ruh orang yang sudah di cabut malaikat maut itu di bawa kelangit dan berhenti dilangit tertentu. Kalau dia orang beriman dan soleh. Maka setelah pertanyaan kubur dia dinaikan ke langit yang di kunjunginya tadi. Kalau dia orang kafir atau munafik atau musyrik, maka ruhnya tidak di terima di salah satu langit, ia akan tersiksa di wilayah bawah langit 7. Di wilayah tempat keberadaan bintang-bintang/ galaksi-galaksi, atau bahkan mungkin di perut bumi ini.

Penutup

Banyak segi yang dapat menjadi topik kajian dari peristwa Isra’ dan Mi’raj yang utama berkenaan dengan Kosmologi ( ilmu alam semesta) hingga Sidratul Muntaha, berkenaan dengan syurga duniawi al-Ma’wa Sidratul Muntaha, dan berkenaan dengan tempat tinggal ruh-ruh manusia sejak ia mati hingga datng kiamat. Dalam peristiwa Mi’raj. Sidratul Muntaha lah yang merupakan tanda terbesar keagungan Tuhan yang hendak diperlihatkan kepada Nabi. Surga Al-Ma’wa-lah yang hendak di perlihatkannya itu.
Dengan demikian nabi Muhammad telah di perjalankan Allah di sedemikian jauh perjalanan, dari muka bumi Mekah hingga Sidratul Muntaha, dan telah di izinkan untuk melihat langsung surga dunia ,al- Ma’wa, dimana ruh-ruh orang beriman dan bertaqwa akan di tempatkan setelah wafat. Ruh-ruh yang baik itu akan tinggal di alam langit itu selama menunggu Kiamat.

Hafid A. Ghani
(Buletin Tafsir edisi 3/I/19-06-09)

1 komentar:

  1. Assalamualaikum ... maaf sedikit masukan dri pernyataan yg di atas. sepertinya tafsir di_Atas kurang tepat. karena bgmna bisa Hamba Allah bisa melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa!!!! sedangkan pada Jaman itu belum ada Masjid!!!! yg ada pd saat itu cuma ada Ka'Bah. itupun Ka'Bah mash dalam perbaikan. dan Masjidl Aqsa yg yg ada di_Palestina masih merupakan Gereja Besar, kemudian Masjidil Aqsa dabngun pada Jaman kemenangan Dinasti Ummayah, sesuda Jaman Khulafaau rrasyidin. seseudah jaman ke_Khalifaan Abu Bakar, Umar, Usman & Ali. menurut Faham yg sy dapat beserta Teman" se_Faham, kami menganggap surah tersebut dirujuk perjalanan secara Batinia... sm dengan perkataan anda di_atas "Segalanya telah terjadi, tapi tak mudah di mengerti dengan akal pikiran, dan juga tidak dapat di mustahilkan"

    BalasHapus