2/22/2010

MENCARI ETIKA DEMOKRASI

Indonesia bangga menjadi salah satu negara demokrasi yang cukup besar menurut penilaian Internasional. Ini berkat reformasi terhadap demokrasi pancasila ( Orde baru ) dan terhadap demokrasi terpimpin ( orde lama). Sebagian politisi demkrasi formal mengikuti konstitusi. berubah itu konstitusi, berubah pula demokrasi, terlepas karena kemauan nasional maupun karena pengaruh-pengaruh global internasional. Pendeknya Indonesia tergolong Negara Demokrasi.
Meski demikian, akhir-akhir ini timbul masalah gara-garakebebasan berekpresi kaum demonstran. Mereka berdemoatau berunjuk rasa sambil membawa hewan yang mereka anggap melambangkan keadaan pihak yang di demo atau sifat-sifatnya. Hewan- hewan dimaksud itu, seperti ayam, tikus, kambing dan kerbau. Kebebasan berekspresi itu juga berupa tindakan bakar- bakaran foto Kepala Negara  dan Kepala Pemerintahan ( Presiden ), pejabat tinggi pemerintahan, dan pejabat-pejabat lainnya, disertai makian maupun tidak. Masalh yang timbul ialah sekitar etika Berdemonstrasi, di mana praktek demo seperti ini dinilai sementara kalangan sebagai tidak ber-etika, tidak santun. Di negara-negara demokrasi macam Amerika nggak ada rakyat berdemonstrasi bawa-bawa kerbau segala.
Manakala berdemo adalah rakyat dan yang didemo adalah pemerintah pusat, atau pemerintah daerah, atau kepala desa, berarti masalhnya ada dipihak rakyat, yakni rakyat tidak lagi bersopan santun kepada pemerintahnya. Begitu jalan pikiran dan penilaian sebagian orang.
Bagaimanakah kalu pemerintah berdemonstrasi terhadap rakyatnya dengan cara arogan ( unjuk kekuasaan 0 memaksakan hal-hal yang tidak merupakan kepentinagn rakyat banyak atau tidak dikendaki rakya?. Adakah pendapat mengatakan kelakuan pemerintah seperti itu tidak ber-etika, tidak sopan santun?
bagaimana kalau rakyat biasa yang tergolong sebagai pihak yang diatur berdemonstrasi sesama rakyat yang merupakan pihak pengatur, sperti pihak buruh pabrik mendemo pimpinan/manejemen perusahaannya, atau pihak mahasiswa mendemo pengurus yayasan pengelola perguruan tingginya? Adakah dilibatkan masalah etika disitu?.
bagai manakah kalau rakyat biasa mendemo sesama rakyat biasa dengan posisi yang sama ? Adakah soal Ber-etika atau tidak ber-etika di permasahkan disitu?
 Pada umumnya si rakyat yang berdemo  penguasa-lah yang kerap dikaitkan dengan etika demokrasi, dinilai tidak etis, tidak sopan-santun, tidak berakhlak. Tiga kemungkinan lain, seperti dicontohkan diatas, jarang-jarang dikaitkan dengan etika demokrasi, Kenapa begini cara berfikirnya?.
DEMOKRASI YANG MANA?
Negara Demokrasi berasal-usul dari teori terbentuknya sebuah negara. Kalau yang di anut masyarakatnya adalah bahwa" Negara " terbentuk atas perjanjian masyarakat/kontrak sosial, maka berarti rakyat negara itu menganut teori kedaulatan rakyat.
Kedaulatan mana yang dianut orang Indonesia?

Kalau ikut Thomas Hubbes ( 1588-1676), maka negara dan pemerintahan besifat mutllak dimana hak-hak dasar individu telah diserahkan seluruhnya kepada Negara. Kalau ikur Jhon Locke ( 1632-1704 ), Mka kedaulatan rakyat itu membentuk negara yang tidak bersifat mutlak, dan masih menyisakan hak-hak tak terhapuskan dalam hidup. Jika ikut Jean Jauques Rousseau ( motor utama revolusi prancis) maka hanya organisasi politik  besar bernama Negara itulah yang didasari kontrak sosial, sedangkan pemerintahnya tidak punya dasar kontrak. Boleh jadi rakyat mengakui dan menghormati negaranya, tapi tidak menghormati pemerintahnya. Membentuk Negara adalah satu soal, membentuk pemerintah adalah soal lain,. Menbentuk negara boleh jadi merupakan kesepakan rakyak yang berdaulat. tapi ada kemungkinan pemerintahnya tidak diakui oleh rakyat karena pemilu dilakukan secara curang, misalnya. atau karena pemerintah yang berkuasa itu menyerobot kekuasaan melalui kudeta, dan lain-lain. atau negeri ini menganut teori Moarcho- demokrasi ala Thomas aquinas, dimana Negara dan Pemerintah merupakan bentukan Tuhan melalui kesepakan manusia. ataukah menganut teori syuro menurut ajaran Islam?.
Kalau menganuti teori syuro versi Islam, maka Negara dan pemerintah didirikan secara bersama-sama oleh pemimpin dan rakyatnya yang telah terlebih dahulu dan secara bersama-sama mengikrarkan tunduk kepada Hukum Allah dan Hukum Rosulullah, sebagai mana dilakukan di bai'at Aqobqh. tori kedaulatanya pertama, Allah maha berdaulat dan maha aktif, maha kasih sayang dst, kedua, mereka semua pemimpin dan rakyatitu, mengakui dan menjunjung tingi bahwa al-Quranmerupakan dasar Undang-undang dasar( Qo'idatul Qonun) untuk selanjutnya melalui musyawarah, membentuk undang-undang dasar atau apalah namanya ( Al- qunun al asasi), ketiga bahwa pemerintah wajib berbai'at kepada rakyatnya bahwa mereka akan memerintah untuk enegakan keadilan ( iqomatul 'adli) menurut ajaran aqidah islam, terhadap mana rakyat juga membarikan bzi'zt untuk patuh setia dalam kerangka itu. Konsekwnsinya Kepala Negara dan Pemerintahan wajib menempati jadi dan bai'anya, sedangkan rakyak berhak memakzulkan melalui mekanisme : rakyak mencabut baiat ( mosi tidak percaya) yang diikuti pencopotan oleh maelis wakil wakil rakyat.

1/19/2010

MUHAMMAD SAW NABI UMMY

Katakan : Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua, yaitu Allah yang mempempunyai kerajaan langit dan bumi ; tiada Tuhan selain Dia ; yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kepada Allah dan Rosul-Nya, yaitu Nabi yang ummy yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya ( kitab-kitab-Nya), dan ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk( terjemah Q.S. 7: 158)

Ayat ini berisikan butir-butir penting antara lain:
  1. Status Nabi Muhammad sebagai utusan semua manusia
  2. Kerasulan Muhammad Merangkap sebagai Nabi
  3. Muhammad adalah Nabi yang Ummi

Setidaknya hingga hari ini, mayoritas umat islam Indonesia mempercayai bahwa Nabi Muhammad yang ummi itu berarti tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis, alias buta huruf. Beliau buta hurup dalam segala bahasa, termasuk buta hurup arab dalam bahasa arab, Bahasa ibu Nabi sendiri. Anehnya disisi lain umat mempercayai Nabi itu cerdas dan pintar ( fathonah). Hampir semua berpandangan, bahwa kebutahurupan Nabi SAW di maksud berguna untuk:
Membuktikan bahwa ayat-ayat Al- Qur'an benar -benar bukan karangan Nabi, bukan tulisan Nabi, bukan hasil budaya Nabi, dan
menjadi alasan dan bantahan terhadap orang-orang kafir yang menuduh Nabi mengubah al- Qur'an setelah Ia membaca dan mempelajari kitab Taurat dan Injil. dengan pemaknaan istlah Nabi yang ummi itu harus di artikan buta huruf seperti: Nabi itu tidak pernah brlajar membaca dan menulis sejak kecil hingga adi Nabi; nabi itu tidak pernah duduk di bangku sekolah ; Naba itu tidak punya guru ; Nabi itu besar dalam keadaan miskin yatim piatu yang terpaksa mengembalakan kambing orang-orang Mekah untuk mendapat upah sehingga tidak sempat sama sekali belajar tulis-baca; Nabi itu mengakui tidak bisa membaca di derpan malaikat Jibril yang memerintahnya membaca ( Iqro) di gua Hiro' pada waktu menerima wahyu pertama, hal mana berarti hingga usia 40 tahun itu Nabi Saw tidak bisa membaca; dan seterusnya. Wal hasil terbentuklah sebuah keyakianan bahwa Nabi Muhammad itu buta Huruf, tak tau alif ba ta dan selanjutnya. Beliau hany bisa ngomomg bahasa arab. Beliau juga tidak kenal angka-angka, dan hanya brrhitung wahid isnen tsalatsah...... dan seterusnya.

Tulisan Arab Kuno

Tulisan Arab di masa Nabi MUhammad Saw dapat kita ketahui melalui sejarah perkembangan tulisan Arab, Khususnya melalui sejarah penulisan al-Qur'an. Dalam ilmu tafsir di catat bahwa abi memerintahkan beberapa sahabatnya agar menulis ayat-ayat al- Qur'an yyang beliau bacakan, dan melarang hadist-hadistnya agar tidak tercampur baur dengan ayat-ayat. Diamasa itu orang orang Arab. Mekah justru sudah membudayakan baca -tulis> Istri Nabi Khodijah Ra misalnya, adalh salah seorang wanita Mekah yang pandai Baca-tulis. Abu Bakar dan Umar merupakan orang yang pandai baca-tulis. Para cerdik-cendekia dan penyair juga telah membudayakan tulis-baca. susunan huruf Hijaiyah ( abjad) sama dengan yang sekarang. Yang beda ialah bentuk/bangunan huruf-huruf.

"untuk sementara contoh tidak dapat di tampilkan"
juga contoh tulisan ayat al-Qur'an menurut salinan dari mus-haf usman.

Tidak masuk di akal kalau Nabi Muhammad itu tidak mengenal huruf-huruf abjad yang anatra lain di contohkan di atas. 

Terkesan Penghinaan jika di Anggap Nabi buta tulis-baca sama sekali. Baginda sangat cerdas,shidup ditengah keluarga besarnya yang tahu baca-tulis, hidup bersama istrinya yang pandai menulis dan membaca serta membukukan usaha perdaganganya, di beri pengajaran oleh Allah Melalui wahyu Qur'ani, wahyu Qudsi, wahyu Nabawi. Bagaimana mungkin kita mengatakan Nabi Saw itu buta huruf padahal Beliau minta alat tulis untuk menuliskan wasiatnya sehari sebelum wafat? bukankah Nabi itu punya stempel yang bertuliskan  Muhammad Rosulullah yang selalu di gunakan dalam surat-surat yang disahkannya atau dalam dokumen-dokumen tertulis lainnya?

Pendek kata, banyak hal yang tidak masuk diakal sehat kalau kita  tetap mengartikan  istilah ummi itu sebagai buta huruf tak bisa tulis-baca. Dan itu berbau penghinaan atau pengecilan terhadap Nabi Saw.

Arti Ummy Yang Benar

Al-Qur'an memang menyebutkan Nabi Muhammad sebagai Nabi Ummy, yaitu pada surat al-A'raf ayat 157 dan 158, pada surat al- Baqoroh ayat 78 terdapat istilah ummiyun( jamak dari ummy) berkenaan dengan Yahudi. Pada surat ali imron ayat 20 dan 75 disebut Ummiyiin( jamak dari ummy) berkenaan dengan ahli kitab dan selain ahli kitab. Pada surat al-Jumu'ah ayat 2 di sebut kata ummiyiin berkenaan dengan kaum Musyrik Arab yang tidak pernah tahu kitab-kitab suci: suhuf Ibrohim, Taurat Musa, Zabur Daud, Injil Isa .

Kata Ummy dalam ayat-ayat Qur'an tersebut di pakai untuk makna:
  • Kaum yang Ummy ialah Kaum yang tidak mengenal kitab-kitab suci yang diturunkan kepada Rasul dan Nabi, dan mereka tidak mengetahui isi kitab-kitab suci dari Allah di maksud.
  • Kaum Yahudi dan Nasrani yang hanya mengaku sebagai orang Yahudi atau Nasrani, tetapi sama sekali tidak tahu kitab suci Taurat dan Injil, dan tidak tahu pula isinya,
  • Kaum yang belum merumuskan penanggalan tertulis ( belum punya kalender) mereka menghitung bulan atau tahun berdasarkan pengamatan langsung,
  • Orang yang tidak pernah membaca tulisan siapapun, dan atau tidak pernah menulis langsung.
Jika dikaitkan dengan Nabi Muhammad Saw, maka beliau betul-betul seorang yang ummy di mana Beliau tidak mengenal dan tidak menetahui kitab-kitab suci yang telah diturunkan terdahulu( suhuf Ibrahim, Taurat Musa, Zaur Daud, Injil Isa); beliau juga  tidak tahu , tidak pernah melihat, tidak pernah membaca, dan tidak pernah menulis ayat-ayat Taurat dan Injil ;beliau tidak pernah menyusun dan merumuskan Penanggalan atau Kalender;beliau tidak pernah membaca tulisan siapa pun dan apa pun serta tidak pernah menulis sendiri. Dengan demikian telah terkoreksi pengertian kita selama ini dimana Nabi di Anggap buta Huruf. Nabi tidaklah buta huruf, melainkan tidak pernah membaca tulisan yang tentunya terdiri dari huruf-huruf dan tidak pernah menulis dengan tangannya sendiri,

Secara kebahasaan/ etimologis dalam bahsa Arab, kata ummy dipakai juga untuk arti tidak bisa tulis-baca menurut bahasa kaumnya, menurut bahasa ibu. Orang Arab yang tidak bisa Baca-tulis Arab di sebut Ummi, meskipun bisa tulis baca dalam bahasa lain, Terhadap diri NabiSaw pengertian Lughowiyah ini tidak bisa diterapkan, karena adanya pengertian terminologis yang diisyaratkan atau ditunjuk oleh ayat-ayat al-Qur'an tersebut di atas.

Lewat koreksi ini dimaksudkan agar umat islam betul-betul mgimani dan mengagungkan Nabi tanpa embel-embel oleh anggapan-anggapan negatif atau pelcehan terselubung yang bisa membingungkan umat islam sendiri atau membuat musuh-musuh islam mencibir Nabi Saw.. Tidak perlu membela Keaslian al-Qur'an dengan cara mengatakan Nabi Buta huruf. Yang perlu ialah menyatakan bahwa Nabi tidak pernah Mengetahuikitab-kitab suci terdahulu tidak pernah membacanya, tidak pernah membaca tulisan apa dan siapapun, dan tidak pernah mengarang suatu karangan, inilah istilah Nabi yang ummy.

Hafid A. Ghani
 edisi 10/22-01-2010

12/22/2009

HAK ASASI

Banyak orang dan Lembaga membicarakan hak hak asasi manusia. Di tingkat Internasional sebutlah Perserikatan bangsa Bangsa ( PBB), di ikuti oleh Negara Negara anggotanya. Di tingkat Nasional seperti Indonesia sebutlah Komnas HAM dan Departemen Hukum dan HAM, diikuti lembaga lembaga lokal lainnya. Begitu pula perorangan dari berbagai lapisan masyarakat, ramai membicarakan Hak asai Manusia. Indonesia telah memiliki Undang-Undang no. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Kalau orang luar Negeri menyebut Hak Manusia ( Human Right), Kita Kren sekali menambahkab kata" asasi" Menjadi hak asasi Manusia.

Definisi hak asasi manusia ialah".........seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan sebagi makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan Anugrah-Nya yang wajib di hormati , dijunjung tinggi, dan di lindungi oelh Negara, hukum, Pemerintahan, dan setipa orang,..." ( Bab 1 Pasal 1 ayat 1) Artinya seperangkat hak asai manusia dimaksudkan merupakan anugerah Tuhan kepada setiap orang, bukan anugerah alam, bukan anugerah manusia , bukan anugerah negara,atau pemerintah , bukan anugrah PBB Dst.

Tuhan mana yang menganugrahkan ini? Ya, Tuhan Yang Maha Esa sebagai di tunjuk oleh UUD 1945. Nama Tuhan Yang Maha Esa tersebut siapa? Apa bisa Tuhan Yang Maha Esa Memberi anugerah seperangkat HAk asasi? Tuhan Yang Maha Esa -kah atau tuhan Yasng Maha kuasayang bisa memberikannya, atau-kah Tuhan yang Maha Penciptaatau Tuhan yang Maha Pemurah?
Bab II Pasal 4 Merinci hak-hak asasi dimaksud, Yaitu:
1. Hak Untuk hidup 2. Hak untuk tidak disiksa 3. Hak kebebasan Pribadi, pikiran dan hati nurani 4. Hak beragama 5. hak untuk tidak diperbudak 6. hak untuk di akui sebagai pribadi dan persaman di dpan hukum 7. hak untuk tidak di tuntut atas dasar hukum yang berlaku surut. Sementara itu Bab II pasal 2 menyebut bahwa Negara Republik Indonesia mengakui dan Mnejunjung tinggi hhak asasi manusia ( HAM- penulis) dan kebebasan dasar manusia ( KDM- Penulis) Jadi UU no.39 tahun1999 itu mustnya disebut Undang- Undang HaM dan KDM, bukan UU HAM saja , sesuai pula dengan bunyi judul Bab III , Hak asasi Manusia dan Kebebasan Manusia.

Kalau istilah Hak Asasi Manusia didefinisikan, maka apa definisi Kebebasan dasar manusia?
Tidak ada definisinya dalam UU No. 39 tersebut. Ini suatu keanehan yang membingungkan, karena memungkinkan timbulnya aneka ragam interpretasi.
Pokok-pokok pemikiran yang terlihat dalam UU No 39 tersebut, secara keseluruhan ialah:
1. di tinjau dari segi pemilik hak-hak asasi , maka di bagi 3: a. hak hak asasi manusia( laki laki,perempuan, besar-kecil, tua-muda, tanpa kecualinya) b. hak-hak asasi manusia wanita c. hak-hak asasi manusia anak-anak.
2. di tinjau dari segi dasar dan dalil-dalilnya, maka terdiri dari a. dalil Pancasila b. dalil piagam PBB tentang Hak-hak asasi Manusia, Tentang hak-hak wanita, dan tentang hak-hak anak. c. dalil Keagamaan.
Perspektif Islam.
Ketika menerangkan penciptaan Manusia, Ayat-ayat Al Quran menyebutkan manusia itu dengan 2 ( dua) istilah, yaitu insan dan basyar. untuk Menyebutkan 'insan' ialah ayat-ayat : as-Sajdah ayat 7( khusus untuk manusia pertama), al-Hijir ayat 26, an-Nahl ayat 4, Yaa siin ayat 77, ar-Rahman ayat 14, al- Insan/ad-Dahr ayat 2, at-Thoriq ayat 6, dan al-'Alaq ayat 2 untuk menyebut basyar ialah ayat-ayat: al- Hijir ayat 28, al- Furqon ayat 54, berikut terjemah beberapa di antara ayat- ayat yang di maksud:
( Allah) yang membuat segala sesuatu yang Ia ciptakan sebaik baiknya, dan Ia telah menciptakan ' insan'( pertama, Adam) dari tanah ( thin)
Kemudian Ia menjadikan keturunanya dari sari pati air mani.
Kemudian Ia menyempurnaknnya dan meniupkan kedalam tubuhnya ruh ciptaanNYa.....( Q.s. 32: 7-9).
Dan sesungguhnya Kami( Allah) telah menciptakan insan( Adam) dari tanah liat kering( shalshal) yang bersal dari lumpur hitam yang di beri bentuk ( Q.s. 15: 26)
Dan( ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malikat : sesungguhnya Aku akan menciptkan Basyar dari tanah liat kering( shalshal) yang berasal dari lumpur hitam yang di beri bentuk ( Q.s: 15:28)
Dan sesungguhnya Kami ( Allah) telah menciptakan insan saripatitanah ( air mani)
Kemudian Kami jadikan saripati ( air mani) itu nutfah dalam tempat yang kokoh( rahim)
kemudian Kami jadikan nutfah itu 'alaqah dan 'alaqah itu kami jadikan mudgoh , dan mudgoh itu kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-tulang itu kami bungkus denagn daging , kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain( bentuk manusia ) . Maka maha suci Allah, sebaik-baik pencipta.( Q.s, 23 : 12-14).

Manusia pertama ( Adam ) di sebut dengan istilah insan dan basyar sekaligus . begitu pula anak cucu keturunan Adam. kemudian al Qur'an mencirikan insan dengan berbagai tanda positif dan negatif, bersifat baik dan buruk , beriman dan kafir, bersyukur dan kufur, dan tanda-tanda alamiah seperti lemah. terburu-buru, zalim, banyak berdebat dan lain-lain. dlam pada itu basyar dicirikan dengan hal-hal positif dan baik saja. artinya istilah insanitu berdifat positif dan negatif , baik-dan buruk, sedangkan basyar berkonotasi positif dan baik saja. dengan ungkapan klain, insan itu ialah manusia yang kadang kala berada dalan fitrah kejadfiannya dan kadang kala diluar fitrahnya , sementara itu basyar adalah manusia yang dalam fitrah kejadiannya.
Jika kata'insan' berasal dari anisa-ya'nusu atau anusa-ya'nusu atau anisa-ya'nisu, maka artinya meliputi : tidak buas, tidak ganas, melihat dan mengetahui, dan baik hati. Inilah sifat-sifat dasar yang berkonotasi positif dan sesuai dengan fitrahnya yang ahsani taqwim. Tapi bisa juga ia terperosok kedalam lawan artinya itu sehingga menjadi buas, ganas, tidak berfikir jernih dan berhati kasar dan jahat. Bentuk jamaknya ialah unaas atau anasiy kata ' basyar' berasal dari basyara-yabsyiru atau basyira-yabsyaru yang artinya meliputi: gembira, tumbuh, manis wajah, mandiri, indah, bagus. Rupa-rupanya ayat al-Qur'an menggunakan kata ini untuk menunjuk arti manusia dalam fitrah kesucian, fitrah keimanan, dan fitrah kebaikannya.
Dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia ( HAM), maka timbul pertanyaan : hak asasi manusia dalam arti insan-kah atau hak asasi dalam arti basyar-kah?

Tidak tersurat maupun tersirat jawabnya dalam dasar-dasar pemikiran piagam PBB. Dalam definisi HAM menurut UU No 39 tahun 1999, Bab 1 pasal1 ayat 1, pun tidak di jelaskan. Disitu hanya dikatakan bahwa hak asasi itu adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib di hormati......... Hak asasi itu melekat pada esensi dan eksistensi manusia, yakni pada diri pribadinya selaku individu dan ada hubungannya dengan sesama manusia selaku makhluk sosial.

Catatan Penting.

Umat Islam patutu bersyukur kepada Allah atas telah di Undangkannya hak-hak asasi manusia. Hak untuk hidup adalah asasi, karena hidup itu pemberian dan ketentuan Tuhan. Bagi orang bertuhan tentulah wajib mensyukuri, memelihara dan melanjutkan hidup manusia ini, dan haram menentang kehendak ketentuan Tuhan ynag telah menghidupkan , kecuali menurut ketentuan Tuhan pula. Kaliamt terakhir inilah yang tidak tercantum dalam undang-undang sehingga terkesan sikap dan pandangan setengah bertuhan dan setengah tidak bertuhan; mengakui hidup pemberian Tuhan disatu sisi, tapi tidak mengakui hukum/syariat Tuhan mengenai hidup itu sendiri di sisi lain. Hak kebebasan pribadi , pikiran dan hati nurani, adalah asasi. Tapi karena tiada definisi dan cakupan alias kabur, sebaiknya di tinau kembali. Hak beragama yang berarti hak untuk memilih dan menganut suatu agama tertentu memang asasi . Tetapi apakah agama di maksud harus agama datri Tuhan atau agama yang murni buatan manusia itu sendiri atau agama gado-gado yang dibikin sebagai campuran dari agama Tuhan dan agama buatan manusia ? hak untuk tidak di siksa , hak untuk tidak diperbudak, hak untuk tidak di tuntut atas dasar hukum yang berlaku surut tentulah dalam rangka hubungan sesama manusia dalam bingkai Negara. Bagaimanakah halnya dengan hukum-hukum Tuhan ? Hak untuk dipersamakan didepan Hukum,apakah termasuk di muka hukum Tuhan? mengapa belum dilakukan dialog hukum-hukum antar agama bertuhan.
Wal hasil, bagi umat islam haruslah ada konsistensi berfikir dan bertuhan. Rosulullah telah mengingatkan bahwa Qur'an dan sultan( Kekuasaan Manusia) cenderung berpisah. Maka janganlah Kamu berpisah dari al-Qur'an. inna 'i-Qur'aana wa 's-sulthaana sayafriqaani, fa laa tufaariquu 'i-Qur'an

Nabhan


edisi 9/1/25-12-09


11/23/2009

SA'AH, BUKAN QIYAMAH

Ada prakiraan mengatakan kiamat akan terjadi bulan Desember 2012. Prakiraan ini ramai diperbincangkan orang di media masa cetak, media elektronik dan lain-lain. Sebelumnya sudah sering terdengar kabar burung yang memprediksikan bahwa kiamat akan terjadi pada waktu tak lama lagi. Ada yang bersumber dari peramal, ada yang konon bersumber dari penjaga pintu makam Nabi Muhammad dlsb. Karena sudah sering kali timbul, buletin Tafsir kali ini mengajak pembaca untuk menelaah pokok-pokok masalah berkenaan kiamat sesuai ajaran al-Qur’an, agar pemahaman tidak melenceng dan akidah tidak goyah gara-gara berbagai perkiraan atau berita burung.

Meluruskan Pengertian
Dalam al-Qur’an terdapat 71 buah kata yaum al-Qiyamah. Artinya Hari Kiamat.
Tidak ada kata al-Qiyamah yang berdiri sendiri , melainkan selalu didahului kata yaum sebagai mudhof, dan kata al-qiyamah sebagai mudhofun ilaih. Yaum al-Qiyamah itu menunjuk waktu yang berlangsung lama tidak sekedar sehari yang 24 jam bisa ribuan tahun. Yaum al-Qiyamah itu berlangsung bisa ribuan tahun. “ ..Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu” (Terj Qs.22:47) Sehari Hari Kiamat itu ialah kurun waktu terjadinya perubahan dan kehancuran benda-benda alam semesta ini. Perubahan dan kehancuran itu bukannya terjadi dalam waktu sehari 24 jam, dan bukan pula mendadak. Perubahan dan kehancuran itu akan terjadi bertahap-tahap. Selama Hari Kiamat itu langit 7 lapis, langit dunia, galaksi-galaksi, bintang-bintang dan bumi dengan segala isinya akan diubah dan dihancurkan, dan kemudian disusun kembali menjadi alam baru. Pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa (di Bumi dan di Langit baru itu). (Qs.Ibrahim/14:48). Bumi dan Langit yang ada sekarang disebut Alam Dunia, dan Bumi baru serta Langit baru itu nanti disebut Alam Mahsyar. Jika dicermati ayat-ayat al Qur’an yang mengandung kata-kata yaum al-Qiyamah yang 71 itu, dapatlah dimengerti bahwa istilah Hari Kiamat mencakup macam-macam hari, yaitu :

1. hari kehancuran langit dan bumi ini total (yaum al-qiyamah)
2. hari kebangkitan manusia sebelum menuju Alam Mahsyar (yaum al ba’tsi)
3. hari keberangkatan manusia menuju Alam MAhsyar (yaum al hasyr)
4. hari pengumpulan manusia menuju Alam Mahsyar (yaum al jam’i)
5. hari pengelompokam manuisia di Alam Mahsyar (yaumun majmu)
6. hari ketakutan di Alam Mahsyar (yaum at-Taghabun)
7. hari perhitungan amal di Alam Mahsyar (yaum al-hisab)
8. hari pembobotan amal di Alam Mahsyar (yaum al -wazni)
9. hari keputusan di Alam Mahsyar (yaum al -fashli)
10.hari kekal manusia di Alam Mahsyar (yaum al -khulud)

Sepuluh macam hari ini mempunyai bagian-bagian pula. Sepuluh macam hari ini disebut Hari Agama (Yaumu’d diin). Sebelum hari kehancuran langit dan bumu ini secara total kita mengalami 7 hari yang silih berganti yakni Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at dan Sabtu. Tujuh hari ini disebut Hari Dunia alias Hari Bumi, ditandai terbit dan tenggelamnya matahari. Diantara 7 hari dunia itu pasti ada hari akhir (al yaum al akhir), yakni hari akhirnya setiap orang, yaitu hari kematiannya. Kemudian seseorang atau beberapa orang atau sejumlah besar orang atau punahnya semua manusia dari mulai bumi ini pada waktunya itu disebut Sa’ah sebagai mana ditunjuk oleh ayat-ayat al-qur’an, antara lain surat 6 : 31 dan 40; surat 7 : 187; surat 12 :107; surat 15 : 85; surat 16:77; surat 18 : 21; surat 19 : 75; surat 20 : 15; surat 21 : 49; surat 22 : 1,7 dan 55; surat 25 : 11; surat 30 : 12, 14, 55; surat 31 : 34; surat 33 : 63; surat 41 : 47; surat 42 :17-18; surat 43 : 61, 66, 68; surat 45 : 27, 32; surat 47 : 18; surat 54 : 46; dan surat 79 ayat 42. Kehancuran atau perubahan benda-benda alam tertentu pada waktu tertentu disebut dengan bermacam sebutan seperti al Qari'ah, zalzalah, shookhoh, thoommah dan lain sebagainya.
Selama ini terdapat kerancuan di kalangan kaum muslimin. Kerancuan yang pertama terletak pada istilah ‘kiamat’ yang diartikan kehancuran benda-benda alam mendadak dalam waktu satu hari saja. Bumi, langit, bintang-bintang akan serentak hancur pada hari itu. Yang kedua menyamakan ‘kiamat’ yang diartikan peristiwa kehancuran mendadak itu tadi dengan yaum al-qiyamah yang berkonotasi babak-babak waktu. Kiamat dengan yaum al-qiyamah, dicampur adukkan. Ketiga menyamakan ‘kiamat’ dengan ‘Sa’ah’, sehingga hampir semua kata Sa’ah dalam al Qur’an dan Hadits diartikan ‘kiamat’, padahal kiamat itu berproses, sedangkan sa’ah mendadak (baghtatan). Apa yang disebut-sebut sebagai kiamat selama ini seharusnya diganti dengan sebutan Sa’ah, sebab langit dan bumi ini baru mengalami perubahan dan kehancuran sebagaian-sebagian saja, belum hancur total.

Tahun 2012 Itu Sa’ah
Sekarang bulan November 2009. Kalau kiamat akan terjadi tahun 2012, itu berarti 3 tahun kedepan. Jika dihitung dari hari Jum’at tgl. 27 November 2009 ini, itu berarti akan terjadi pada ± 1.100 an hari lagi. Apa sajakah yang akan dialami oleh benda-benda di bumi, benda-benda di langit dan benda-benda di alam raya ini dalam kurun waktu 1.100 an hari kedepan itu?
Yang sudah, sedang, dan akan terjadi ialah perubahan-perubahan bertahap, bergilir dan berkelanjutan. Gempa-gempa tektonik, gempa-gempa vulkanik, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, bermacam-macam badai, pasang naik dan pasang surut air laut perubahan-perubahan evolusif pada benda-benda langit dan galaksi-galaksi, merosotnya kadar panas matahari, kematian manusia dan kelahiran bayi-bayi dan lain-lain. Tidak satupun dapat kita pastikan detik kapan atau menit kapan akan terjadinya.. Hanya Allah yang tahu pasti detik dan menitnya (innamaa ‘ilmuhaa ‘inda ’l-laah), dan bagi kita mungkin dirasakan mendadak (baghtatan). Karena tidak dapat dipastikan dan kemungkinan mendadak, maka itu disebut Qur’an dengan istilah Sa’ah, bukan qiyaamah. Dan tak ada satu negeri pun, melainkan Kami membinasakannya sebelum Hari Kiamat.. (Qs.17 : 58). Termasuk semua manusia penghuninya. Hari kiamat akan terjadi pada waktu dimana tidak ada lagi manusia yang hidup di bumi ini, manusia sudah punah. Sa’ah terjadi selagi manusia masih menghuni bumi ini. Hari Kiamat itu diterangkan panjang lebar dalam puluhan ayat al-Qur’an, dan tidak dinyatakan sebagai ‘rahasia’ yang hanya diketahui Allah. Yang dirahasiakan ialah Sa’ah, sebagaimana di jelaskan dalam surat 7 ayat 187 dan surat 33 ayat 63.
Maka dapatlah dipastikan, secara ilmul yaqin, bahwa di tahun 2012 belum dan tidak akan terjadi Hari Kiamat dan Kiamat. Sebaliknya yang terjadi hanyalah Sa’ah. Dari dulu hingga detik ini pun telah terjadi sa’ah-sa’ah, berupa kematian manusia atau pun perubahan-perubahan pada benda-benda alam. Inilah sikap dan hujjah yang harus difahami dan dipegang oleh setiap muslim ketika menghadapi berbagai isu kiamat, baik yang datang dari orang-orang kafir maupun yang datang dari orang-orang Islam yang tidak faham atau salah faham. Inilah pula dari hujjah yang harus difahami dan dipegang oleh setiap muslim menghadapi orang yang tidak beriman kepada keterangan ayat-ayat al Qur’an.

Problem Internal
Bukan soal kiamat 2012 yang seharusnya diramaikan perbincangannya, dan bukan pula perbincangannya itu yang mengheranklan, melainkan jauh lebih mendasar daripada itu, yaitu salah-faham umat Islam tentang akidah Islam mengenai Hari Kimat dan kemudian umat ini dalam kungkungan taklid buta sehingga lelap dalam keadaan yang fatal berabad-abad. Itu semua disebabkan sikap ‘kufur juhud’ atau ‘kufur ‘aniid’ terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Kufur juhud’ atau ‘aniid’ itu disebabkan oleh cara fikir barat atau cara fikir timur atau cara fikir liberal. Cara-cara fikir yang dipakai itulah membuat ini umat tidak faham jiwa dan cita al-Qur’an. Demikian kesimpulan (alm) Dr. Muhammad Iqbal dalam bukunya ‘Membangun Kembali Pikiran Agama Dalam Islam’. Umat ini disesatkan tanpa sadar oleh pikiran klasik yang mengaburkan jiwa Islam. Umat ini terperosok dalam pikiran materialistic yang tentu saja mengandung atheisme, kata beliau.
Perbaikan akidah agaknya masih jauh, terlebih kalau Departemen Agama RI membiarkan saja kerancuan antara Sa’ah dan kiamat. Kata ‘Sa’ah diartikan Hari Kiamat 19 kali, diartikan ‘kiamat’ 10 kali, diartikan Hari Bangkit 5 kali, diartikan’kematian’ 1 kali, dan diartikan ‘kebangkitan 1 kali dalam terjemahan al-Qur’an Dep.Agama. Yang mana yang benar?. Bahkan pada ayat 46 surat al-Qomar atau diartikan hari kiamat dan satunya lagi diartikan kiamat. Ini menunjukkan adanya keraguan dan mengakibatkan kesalahan.

Hafid A. Ghani
TAFSIR BULETIN DAKWA Edisi : 8/1/27-11-09

11/04/2009

SEKILAS TENTANG SYI'AH..

Asal tahu saja, bahwa sang deklarator agama Syi'ah adalah Abdullah bin saba' ; seorang gembong yahudi yang berpura- pura masuk Islam di zaman ke khalifahan Utsman bin Affan. Dengan kedok kecintaan kepada Ali, ia mulai menyebar jentik-jentik kesesatan di tengah kaum Muslimin waktu itu. Keberadaan Abdullah Bin Saba' sebagai seorang yahudi, diakui sendiri oleh petinggi-petinggi Syi'ah dalam buku-buku mereka seperti " Firaq Asysyi'ah" (halaman.43-44,cetakan Al- Haidaryah, Najef 1379 h), begitu pula dalam kitab mereka yang tersohor" Rijal- Al-Kasysyi" ( halaman 101 Mu'assasah al- A'lami. Karbala Iraq).
Syi'ah dan yahudi adalah " dua sejoli" yang sangat lengket dan mesra .
berikut adalah beberapa kemiripan diantara mereka berdua:

1. Yahudi telah mengubah-ubah Taurat, Begitu pula syi'ah ; mereka mempunyai Al-Qur'an sendiri hasil kerajinan tangan mereka sendiri yakni" Mushaf Fathimah" yang tebalnya 3 kali Al- Qur'an kaum muslimin. Mereka menganggap ayat Al-Qur'an yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan menuduh Sahabat menghapus sepuluh ribu lebih ayat ( hanya kelompok Syi'ah yang extrim saja yang meyakini bahwa Al-Qur'an Syi'ah beda dengan Al-Qur'an Ahlus sunnah)
2. Yahudi menuduh Maryam yang suci Berzina ( Maryam: 28), Syi'ah melakukan hal yang sama terhadap istri Nabi, Rosulullah Ummul Mu'minin 'Aisyah RA, sebagai mana di Ungkapkan Al- Qummi( Pembesar Syi'ah) dalam tafsir Al- Qummi( II 34)
3. Yahudi mengatakan" kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja " Al- Baqarah ayat 80 . Syi'ah lebih dahsyat lagi mengatakan, " api neraka telah diharamkan membakar setiap orang Syi'ah" sebagaimana tercantum dalam kitab mereka yang di anggap suci" Fashl Khitab Halaman 157".
4. Yahudi meyakini bahwa, Allah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak tahu, begitu juga dengan Syi'ah.
5. Yahudi berkeyakinan bahwa ucapan " amin" dalam shalat adalah membatalkan shalat. syi'ah Juga beri'tiqad yang sama. Yahudi keluar dari shalat tanpa salam, cukup dengan mengangkat tangan dan memukulkan pada lutut. Syi'ah juga mengamalkan hal yang sama. Mereka menghalalkan darah Ahlussunah.( Lihat kitab Badzl Al- Majhud Fi Itsbat Musyabahah Ar-Rafidhah Lil Yahud, Oleh Abdullah Al- Jumaily)

Ahmad bin Yunus ( wafat 227 H) salah seorang tokoh Ahlussunnah di Kufah telah berkata" seandainya; seorang Yahudi menyembelih seekor binatang, dan seorang Rafidhi menyembelih seekor binatang. Niscaya aku hanya memakan sembelihan si Yahudi, dan Aku tidak mau memakan sembelihan si Rafidhi karena dia telah murtad dari Islam ( namun masih mengaku Islam red) " ( Ash- Sharimul Maslul, hal.570).
Imam Bukhari berkata: " Bagiku sama saja, apakah aku shalat di belakang orang yang berfaham Jahmiyah atau Syi'ah Rafidhah, atau aku shalat dibelakang orang Yahudi atau Nashrani ( maksudnya sama-sama tidak boleh) dan seorang muslim tidak boleh memberi salam kepada mereka, sebagai saksi, dan memakan sembelihan mereka" ( Khalqu Af'alil' Ibad halaman 125, Karya Imam Bukhari)

Syakh Islam Ibnu Taimiyah Berkata: "Orang Yahudi dan Kristen lebih utama dari orang Rafidhah dengan satu sifat yaitu" :
- Orang yahudi jika di tanya; sipakah orang yang terbaik dikalangan pemeluk agamamu? mereka menjawab: sahabat-sahabat Musa.
- Orang Kristen jika di tanya; siapakah orang yang terbaik dikalangan pemeluk agamamu? mereka menjawab: Hawari ( sahabat-sahabat) Isa.
- Orang Rafidhah jika di tanya; sipakah orang yang terburuk dikalangan agamamu? mereka menjawab: sahabat-sahabat Muhammad (Minhaajul Sunah, oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah : 1/24).
- Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Allah mengutus Dajjal. Syi’ah Rafidhah mengatakan,”tidak ada jihad hingga Allah mengutus Imam Mahdi datang. [kitab Badzl Al-majhud fi Itsbat musyabahah Ar-Rafidhah li Al-Yahud , oleh Abdullah Al-jamili] Ini adalah setetes air dari luasnya samudra tentang kemiripan mereka dengan Yahudi, karena sesungguhnya Syi’ah merupakan aqidah campuran dari Yahudi, Nashrani, Persi (Majusi), Romawi dan Hindu. Mereka aduk unsur-unsur itu bagaikan adonan lalu dituangkan dalam satu cetakan kemudian diletakkan dalam suatu kemasan dan disajikan dengan nama “Syi’ah”.Maka jelaslah sudah, sebagaimana jelasnya mentari yang tak diselimuti awan bahwa “ Syi’ah adalah Yahudi dan Yahudi adalah Syi’ah”.

[Disalin dari Risalah Dakwah Al-Hujjah, Edisi Khusus/Rabi'ul Akhir/1424H Islamic Center Al-Hunafa' Masjid 'Aisyah Lt II, Jl Soromandi No.1A Lawata - Mataram Tlp 0370-642405] Komunitas Dudung.Net & Baitullah blogspot

Ibnu Sharif

10/31/2009

LIMA ALTERNATIF TUHAN

sesungguhnya Aku adalah Allah . Tiada tuhan selainKu maka sembahlah Aku...."( terjemah QS 20: 14)
Al- Qur'an telah menjelaskan sejarah dan inti keimanan dan peribadatan manusia sejak Adam As hingga akhir zaman. Keimanan dan peribadatan tersebut dimaksud di golongkan kedalam dua faham ke agamaan. yaitu faham tauhid dan faham syirik, dilengkapi dengan alasan alasan , maksud-maksud, dan tujuan-tujuannya masing-masing. Menurut Al-Qur'an alasan-alasan kaum penganut faham syirik adalah: tradisi turun-temurun, pendapat pribadi, atau ajaran orang lain yang diikuti karena keahlian, kehebatan, kesaktian,atau kesuciannya.

Meski ada perbedaan mendasar antara penganut tauhid dan penganut syirik, tapi secara manusiawi maksud yang terkandung dalam keimanan dan ibadah kedua pihak ini relatif sama, yaitu membuktikan kehambaan dirinya di hadapan tuhan yang diyakini dan di sembahnya itu.

Mengimani Tuhan tertentu, berarti memilih tempat tunduk dan patuh sepenuhnya. Ketundukan dan Kepatuhan dilahirkan dalam bentuk penyembahan . Penyembahan berisikan rasa takluk dan rasa ketergantungan , kerendahan martabat, dan harapan-harapan. Tujuan akhir penyembahan itu menyelamatkan, membahagiakan, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sekarang dan masa yang akan datang.

Walaupun semula peribadatannya itu dimaksud untuk menyenangkan Tuhannya, tapi akhirnya ternyata kepentingan si penyembahlah yang paling utama. seolah-olah si penyembah berkata" Ya Tuhan aku MenyembahMu, maka selamatkan dan bahagiakan daku, penuhilah semua kebutuhan hidupku Ya Tuhanku aku bertuhan kepadaMu, Maka berbuatlah sesuai harapanku, janganlah engkau mengecewakan aku'.
Dari itu dapat di pahami bahwa,manusia di muka bumi ini merupakan pusat berbagai keinginan dan harapan dimana Tuhan dan alam di anggap saling berkewajiban memenuhinya, itulah manusiawinya dan begitulah Qodarnya. Tak ada perbedaan pendapat dan perdebatan mengenai kenyataan ini.

Akan tetapi Ketika mengkaji dan memahami diri Tuhan yang di sembah oleh masing-masing terjadilah perbedaan dan perdebatan berkepanjangan: apakah benar Tuhannya itu merupakan pemberi rezeki, maha Penyelamat, maha pembahagia, Maha pengasih Dst ataukah tidak?, Logiskan seorang penyembah mengajukan berbagai permohonan kepada suatu Tuhan yang hanya bisa menerima dan mendengar harapan hambanya, tapi tak kuasa untuk memenuhinya, dan tak mengetahui secara rinci isi harapan-harapan di maksud? bisakah diterima akal kalau Tuhan tersebut hanya Kuasa, Mengetahui, esa Dst. tapi dia Buta, Tuli, bodoh dan lemah di hadapan hamba-hambanya? benarkah Tuhan dimaksud bersifat serba Maha, tapi tidak hidup alias mati?.

Banyak sekali segi-segi yang menjadi bahan pemikiran dan perdebatan bekenaan dengan diri Tuhan-tuhan itu. Akibatnya timbul bermacam-macam kesimpulan. berbagai akidah, berbagai dugaan, dan tentu saja berbagai Tuhan, maka mereka pun menyembah dan beribadah kepada tuhannya masing-masing.

Allah SWT

Meski banyak manusia tidak mau mempertuhankanNya dan kufur kepadaNya namun Allh SWT tidak terganggu sedikit pun. Allah telah menyatakan diriNya pencipta segala makhluk yang sudah diciptakannya ( Maakaana) dan sebagai pencipta apa-apa yang akan diciptakanNya ( maa yakuunu). Penyebahan manusia kepadaNya tidak lah menyebabkan dia memperoleh kelebihan apa-apa . sebaliknya ketidak-sudian manusia terhadap ketuhananNya pun tidak mengakibatkan kekuranga apa-apa padaNya.

Allah adalah Tuhan yang maha mengetahui segala sesuatu yang ada, dan maha mengetahui segala sesuatu yang dianggap tiada oleh Manusia. Dia maha mengetahui Kebodohan hamba-hambanNya yang bodoh. dia maha mengetahui kepintaran-kepintaran Hamba-hambaNya yang pintar. Begitulah seterusnya . Allah SWT memerintahkan segenap manusia agar menuhankan dan beribadah kepdaNya semata-mata. untuk ini ia ia berfirman:

Wahai Manusia! sembahlah Tuhan kamu ( Allah) yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu ( terj. QS 2:21)

Setiap manusia diperintahkan Allah menyembah KepadaNya. Bukan karena apa-apa , melainkan Karena Allah itulah Tuhan manusia yang sesungguhnya, dan karena setiap manusia pasti akhirnya kembali jua KepadaNya. perintah agar manusia menyembah Allah di amanatkanNya pula kepada para Rosul dan Nabi. Rosulullah Hud, Saleh, Syuaib dan lain lain mendapat perintah agar menyeru manusia menyembah Allah dan jangan sampai menyembah tuhan-tuhan yang tidak sesungguhnya.

Jadi perbedan tuhan Allah dengan tuhan-tuhan Lain, terutama sekali terletak pada adanya perintah menyembah diriNya dan adanya Larangan menyembah selainNya. Allah SWT aktif memberikan perintah dan memberikan Larangan

JIN

Di alam Akhirat nanti Allah SWT akan menanyai para malaikatnya " apakah ada diantaranya .golongan manusia di mahsyar ini menyembah kalian ,wahai malaikat? para malaikat menjawab:

"mereka itu ( malaikat ) menjawab Maha Suci engkau , Engkaulah pelindung kami dan bukan mereka, sebenarnya mereka itu ( manusia) telah menyembah jin . banyak diantaranya yang beriman kepada Jin-jin itu". Terj. QS 6: 100.

Data tentang golongan Jin ini dapat di baca dalam Al- Qur'an surat al- Jin, al-Hijr ayat 27, ar-Rahman ayat 15, al- An'am ayat 100 Dll.

Dalam surat al- Jin diterangkan bahwa bangsa jin terdiri dua golongan , yaitu Jin kafir dan jin beriman kepada Al- Qur'an dan Rosulullah Muhammad Saw. yang beriman di sebut Jin Solihun , sedang yang kafir di sebut Qositun . Sebelum rosulullah Saw di utus sebagai Rosul Jin-jin itu bisa naik kelangit dan duduk-duduk disana untuk mendengar cerita dari penghuni langit. tapi hal itu terhenti sejak Nabi Muhammad diutus sebagai Rosul . Jin-jin itu di ciptakan Allah dari panasnya api.

Meskipun tegas sekali bahwa bangsa jin adalah ciptaan Allah , Tapi ternyata ada juga manusia yang mempertuhakan salah satu jin-jin itu. Mula-mula ia Berteman dengan jin, kemudian minta bantuan jin untuk keperluan tertentu agar gampang memperolehnya , selanjutnya ia terikat kepada jin di maksud, lalu menganggapnya setaraf dengan Allah.

dan Mereka itu, orang-orang Musyrik, menjadian jin sebagai sekutu Allah , padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin tu ... terjemah QS 6: 100.

mengherankan memang. Para jin tak pernah mengaku sebagai tuhan yang musti disembah, tidak perah memerintahkan Manusia menyembah kepadaya, dan tidak pernah pula melarang, orang mempertuhakan tuhan-tuhan yang lain. Tapi masih juga ada manusia mau mempertuhankan-nya.

Syaithon

Menyembah syaithon berarti mengikuti, menyukai dan menjadikanya sebagi teman, Penyembahan Kepada syaithon lebih berdasar da bermotifkan kesenangan kepada bujuk rayunya ketimbang berdasar rasa takut dan tunduk kepadanya. Syaithan dan Iblis adalah sama. Sebab keduanya merupakan musuh besar manusia. Iblis berasal dari golongan Jin Kafir, sedangka syaithan adalah keturunan Iblis ( lihat Al- Qur'an surat 18: 50).

Syaithan itu telah dicap Allah dengan beberapa cap: ar-rajiim ( terkutuk) kafuur( sangat kafir) 'aashi( pembangkang) . mariid( sangat jahat) ini secara vertikal. terhadap manusia( horizontal) telah dijelaskan oeh al-Quran bahwa syaithan itu musuh besar , tidak sudi menolong ( khadzul) dan selalu menggoda dari jarak dekat ( goriin) Mereka mempunya program kerja ( khutuwaat) guna menggoda dan menyesatkan umat manusia di dunia kini dan memerosokkan mereka kedalam neraka di akhirat nanti. Sungguhpun begitu, ternyata banyak sekali manusia yang mempertuhankan syaithan.

Thaghut.

Dalam al-Qur'an dijumpai 8 buah kata thaghut. dari tujuh riwayat ( hadits) dapat di simpulkan bahwa arti istilah Thaghut ialah manusia- Iblis atau manusia -jin yang memanfaatkan kehebatanya untuk menyesatkan orang dari jalan Allah, seraya membela orang-orang kafir dan musyrik. Dia menaklukan orang lain dengan kekuatan syaithan atau jin yang telah menguasai dirinya . Orang yang demikian adalah Thoghut, apapun jabatan dan kedudukannya di dalam masyarakat.

Jadi Tuhan thogut adalah manusia juga. Ia di pertuhankan karena kehebatan dan kesaktian yang di jadikannya modal dasar untuk menguasai dan memperbudak orang lain.

Ashnam dan Awtsan

Ashnam adalah patung-patung yang terbuat dari kayu dan batu , terlepas apakah berupa gambar hewan, manusia atau lainnya. Sedangkan Awtsan adalah patung patung yang terbuat dari bahan yang di masak dan di cairlah lebih dahulu, seperti tembaga, emas , perak, timah, Dll.

Patung-patung ini di sembah -sujudi karena dioduga di dalamnya terdapat kekuatan ghaib atau terdapat " tuhan" Penyembahan kepadanya di dasarkankan atas hasrat untuk mendapatkan manfaat dan pertolongan . Para penyembah ashnam dan awtsan umumnya mengatakan ada kekuatsn ghaib dalam patung-patung itu yang dapat mengabulkan pinta mereka. Meski patung-patung itu tergantung sepenuhnya kepada manusia penyembahnya meski tak dapat bergerak dan berpindah tempat sendiri. tanpa digerakan atau di pindahkan oleh si penyembahnya, tapi masih juda di anggap Tuhan.

Astaghfirullaah, na'uudzu billahi min dzaalik

Itulah lima alternatif Tuhan yang masih dan akan terus di pertuhankan dan di sembah-sujudi oleh manusia. Islam memerintahkan orang menyembah dan mempertuhankan Allah Swt yang telah menyatkan: bahwa tuhan-tuhan selainNya adalah ciptaanNya. Ciptaan atau makhluk pastilah bukan pencipta. yang bukan pencipta, Pastilah bukan tuhan yang Sebenarnya.

HM Nabhan Husein (buku :Reformasi Iman)

10/30/2009

TAQDIR MENURUT AL-QUR'AN

" Dan Dia( Allah) telah menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan di tetapkan-Nya manzilah-manzilah bulan agar kamu tahu bilangan tahun dan perhitungan (bulan). Tidaklah Allah Mencipta yang demikian , melainkan dengan hak.Dia menjelaskan Tanda-tanda kepada kaum yang mau mengetahui.( terj Q.S. 10:5)
Pada ayat ini kita dapati kata Qoddara yang di terjemahkan ' menetapkan' yakni menetapkan lingkar peredaran bulan dan stasiun-stasiunnya mengelilingi bumi qoddara-yaqaddiru-taqdir
Dalam Qur'an ada 13 buah kata qoddara dan 5 buah kata taqdir( taqdir-menurut ejaan Indonesia) termaktub pada surat al -Furqon ayat 2, al-Insan ayat 16, al-An'am ayat 96, Yasin ayat 38, dan surat Fushilat ayat 12.
Empat dari lima ayat tersebut menegaskan bahwa taqdir ialah ketetapan-ketetapan Allah yang pasti berlaku pada seluruh dan setiap mahluk.

Makanya pemahaman Taqdir itu tidak boleh di batasi sebagai berkenaan dengan manusia saja. Sebab manusia hanyalah bagian kecil dari alam raya ciptaan Allah. sedangkan taqdir justru berkenaan dengan langit, bumi, matahari, bulan, dan tiap-tiap makhluk. Manusia terdiri dari unsur-unsur fisik jasad/materi, hayat/nyawa, dan ruh. Maka pada setiap unsur itu berlaku taqdir-taqdir. pada unsur air yang ada pada jasad manusia berlaku takdir-taqdir Allah mengenai air. Pada unsur tanah yang menjadi jasad kita berlaku taqdir-taqdir Allah mengenai tanah. Pada unsur ruh pun berlaku taqdir-taqdir.
Putaran matahari pada porosnya itu adalah taqdir. Silih berganti malam dan siang adalah taqdir. Langit dan tujuh lapisnya itu juga taqdir. adanya dan beredarnya bintang-bintang itu juga taqdir. bahkan pada sebutir pasirpun pasti ada dan berlaku taqdir-taqdir Allah.

Takdir-takdir yang berlaku pada tiap sesuatu tidak dapat di ubah , tidak dapat di hapuskan, dan tidak dapat di batalkan oleh makhluk apapun. Malaikat. Jin, Iblis dan juga manusia tidak ada yang dapat membatalkan, atau tidak memberlakukan takdir-takdir itu sedetikpun, dengan cara dan kekuatan apapun . Setiap makhluk tidak dapat menolak takdr-takdir yang telah di tetapkan Allah. Doa dan Sodaqoh juga tidak dapat membatalkan atau menolak takdir-takdir. Berdoa agar tujuh lapis langit itu di ubah, misalnya, bukan saja tidak benar dan tidak di kabulkan, tapi juga menentang takdir yang telah ditetapkan untuk langit. Begitu juga ber do'a agar takdir matahari berputar itu di ubah menjadi tidak berputar, merupakan do'a yang tidak benar dan tidak di kabulkan . Do'a seperti yang di contohkan ini sama artinya dengan mohon Allah mengiamatkan alam raya ini untuk selanjutnya di tetapkan takdir-takdir yang baru.

Penyempitan dan kesalahan fatal dalam pemahaman taqdir karena hanya di kaitkan dengan kehidupan manusia sering di bela dengan alasan yang se olah-olah benar, padahal hanya sepele dan sembarangan. Akibatnya bertumpuk dua kesalahaan. Kemahakuasaan Allah untuk berbuat sekehendaknya atau untuk memberi keistimewaan kepada orang-orang tertentu di jadikan alasan untuk berdoa boleh memohon hal-hal diluar takdir. dengan dalih kemahakuasaan Allah. Maka segala macam doa boleh di mohonkan, termasuk meminta sesuatu yang luar biasa, dikabulkan atau tidak itu terserah kepada Allah, katanya.

Dalih demikian acap kali terdengar . Tetapi ketidak benarannya dapat di lihat melalui kritik berikut ini:
1.Doa agar Allah merubah alam semesta yang berarti pula merubah takdir-takdir yang telahditetapkan, jelas merupakan doa yang tidak diajarkan dalam Islam, di samping tidak di kabulkan. Bukankah doa-doa yang termaktub dalm al-Qur'an dan hadits-hadits tidak ada yang begitu.

2.Takdir-takdir bagi setiap makhluk yang telah di tetapkan Allah sejak saat penciptaan hanya akan mengalami perubahan melalui peristiwa kiamat , dimana bumi dan langit dengan segala isinya di ganti Allah dengan bumi dan langit baru, sebagai mana dinyatakan Qur'an: " yaitu pada hari di gantinya bumi ini dengan bumi lain dan demikian pula langit" terjemah QS 14: 48

3.Ruang lingkup objek doa hanyalah bekenaan dengan segala sesuatu yang masuk dalam lingkup Qodho dan Qodar saja. Tidak mencakup hal-hal yang berkenaan dengan Taqdir. Apa-apa yang bersifat Taqdiriyah merupakan hal yang di luar jangkauan do'a manusia maupun makhluk-makhluk tak kasat mata seperti, Malaikat , Jin dan Iblis. Iblis sekalipun tidak pernah mohon agar di adakan perubahan takdir-takdir. ia hanya mohon di panjangkan umur hingga alam semesta di kiamatkan, supaya punya waktu dan kesempatan yang sangat luas untuk menggoda dan menyesatkan manusia.

4.Kehendak dan kekuasaan Allah tak terbatas. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu yang sudah kita ketahui (ma'luumaat) dan belum kita ketahui (majhuulaat) Juga meliputi segala sesuatu yang belum ia ciptakan lengkap dengan takdir-takdirnya, dan segala sesuatu yang belum ia ciptakan dan belum di tetapkan takdir-takdirnya. Allah sedikitpun tidak tergantung kepada kehendak, keinginan, dan doa-doa manusia atau makhluk-makhluk lainnya.

Penciptaan dan Pentakdiran
Ayat-ayat Qur'an sering menyebut " Penciptaan " ( al-khalqu) bersamaan dengan menyebut" Pentakdiran" ( at-taqdir). Ini menunjukan penciptaan sesuatu tidaklah terpisah dari penetapan takdir-takdirnya, Tiap - tiap Allah Mencipta, berarti ia Mentakdirkan pada waktu yang sama.
salah satu Kemukjijatan al-Qur'an ialah penggunaan kata-kata secara tepat dan sangat cermat. Kata Taqdir di pergunakan dalam konteks yang berbeda dengan pengguanaan kata Qodho dan Qodar.

H.M. Nabhan Husein (buku : Reformasi rukun Iman)