2/22/2010

MENCARI ETIKA DEMOKRASI

Indonesia bangga menjadi salah satu negara demokrasi yang cukup besar menurut penilaian Internasional. Ini berkat reformasi terhadap demokrasi pancasila ( Orde baru ) dan terhadap demokrasi terpimpin ( orde lama). Sebagian politisi demkrasi formal mengikuti konstitusi. berubah itu konstitusi, berubah pula demokrasi, terlepas karena kemauan nasional maupun karena pengaruh-pengaruh global internasional. Pendeknya Indonesia tergolong Negara Demokrasi.
Meski demikian, akhir-akhir ini timbul masalah gara-garakebebasan berekpresi kaum demonstran. Mereka berdemoatau berunjuk rasa sambil membawa hewan yang mereka anggap melambangkan keadaan pihak yang di demo atau sifat-sifatnya. Hewan- hewan dimaksud itu, seperti ayam, tikus, kambing dan kerbau. Kebebasan berekspresi itu juga berupa tindakan bakar- bakaran foto Kepala Negara  dan Kepala Pemerintahan ( Presiden ), pejabat tinggi pemerintahan, dan pejabat-pejabat lainnya, disertai makian maupun tidak. Masalh yang timbul ialah sekitar etika Berdemonstrasi, di mana praktek demo seperti ini dinilai sementara kalangan sebagai tidak ber-etika, tidak santun. Di negara-negara demokrasi macam Amerika nggak ada rakyat berdemonstrasi bawa-bawa kerbau segala.
Manakala berdemo adalah rakyat dan yang didemo adalah pemerintah pusat, atau pemerintah daerah, atau kepala desa, berarti masalhnya ada dipihak rakyat, yakni rakyat tidak lagi bersopan santun kepada pemerintahnya. Begitu jalan pikiran dan penilaian sebagian orang.
Bagaimanakah kalu pemerintah berdemonstrasi terhadap rakyatnya dengan cara arogan ( unjuk kekuasaan 0 memaksakan hal-hal yang tidak merupakan kepentinagn rakyat banyak atau tidak dikendaki rakya?. Adakah pendapat mengatakan kelakuan pemerintah seperti itu tidak ber-etika, tidak sopan santun?
bagaimana kalau rakyat biasa yang tergolong sebagai pihak yang diatur berdemonstrasi sesama rakyat yang merupakan pihak pengatur, sperti pihak buruh pabrik mendemo pimpinan/manejemen perusahaannya, atau pihak mahasiswa mendemo pengurus yayasan pengelola perguruan tingginya? Adakah dilibatkan masalah etika disitu?.
bagai manakah kalau rakyat biasa mendemo sesama rakyat biasa dengan posisi yang sama ? Adakah soal Ber-etika atau tidak ber-etika di permasahkan disitu?
 Pada umumnya si rakyat yang berdemo  penguasa-lah yang kerap dikaitkan dengan etika demokrasi, dinilai tidak etis, tidak sopan-santun, tidak berakhlak. Tiga kemungkinan lain, seperti dicontohkan diatas, jarang-jarang dikaitkan dengan etika demokrasi, Kenapa begini cara berfikirnya?.
DEMOKRASI YANG MANA?
Negara Demokrasi berasal-usul dari teori terbentuknya sebuah negara. Kalau yang di anut masyarakatnya adalah bahwa" Negara " terbentuk atas perjanjian masyarakat/kontrak sosial, maka berarti rakyat negara itu menganut teori kedaulatan rakyat.
Kedaulatan mana yang dianut orang Indonesia?

Kalau ikut Thomas Hubbes ( 1588-1676), maka negara dan pemerintahan besifat mutllak dimana hak-hak dasar individu telah diserahkan seluruhnya kepada Negara. Kalau ikur Jhon Locke ( 1632-1704 ), Mka kedaulatan rakyat itu membentuk negara yang tidak bersifat mutlak, dan masih menyisakan hak-hak tak terhapuskan dalam hidup. Jika ikut Jean Jauques Rousseau ( motor utama revolusi prancis) maka hanya organisasi politik  besar bernama Negara itulah yang didasari kontrak sosial, sedangkan pemerintahnya tidak punya dasar kontrak. Boleh jadi rakyat mengakui dan menghormati negaranya, tapi tidak menghormati pemerintahnya. Membentuk Negara adalah satu soal, membentuk pemerintah adalah soal lain,. Menbentuk negara boleh jadi merupakan kesepakan rakyak yang berdaulat. tapi ada kemungkinan pemerintahnya tidak diakui oleh rakyat karena pemilu dilakukan secara curang, misalnya. atau karena pemerintah yang berkuasa itu menyerobot kekuasaan melalui kudeta, dan lain-lain. atau negeri ini menganut teori Moarcho- demokrasi ala Thomas aquinas, dimana Negara dan Pemerintah merupakan bentukan Tuhan melalui kesepakan manusia. ataukah menganut teori syuro menurut ajaran Islam?.
Kalau menganuti teori syuro versi Islam, maka Negara dan pemerintah didirikan secara bersama-sama oleh pemimpin dan rakyatnya yang telah terlebih dahulu dan secara bersama-sama mengikrarkan tunduk kepada Hukum Allah dan Hukum Rosulullah, sebagai mana dilakukan di bai'at Aqobqh. tori kedaulatanya pertama, Allah maha berdaulat dan maha aktif, maha kasih sayang dst, kedua, mereka semua pemimpin dan rakyatitu, mengakui dan menjunjung tingi bahwa al-Quranmerupakan dasar Undang-undang dasar( Qo'idatul Qonun) untuk selanjutnya melalui musyawarah, membentuk undang-undang dasar atau apalah namanya ( Al- qunun al asasi), ketiga bahwa pemerintah wajib berbai'at kepada rakyatnya bahwa mereka akan memerintah untuk enegakan keadilan ( iqomatul 'adli) menurut ajaran aqidah islam, terhadap mana rakyat juga membarikan bzi'zt untuk patuh setia dalam kerangka itu. Konsekwnsinya Kepala Negara dan Pemerintahan wajib menempati jadi dan bai'anya, sedangkan rakyak berhak memakzulkan melalui mekanisme : rakyak mencabut baiat ( mosi tidak percaya) yang diikuti pencopotan oleh maelis wakil wakil rakyat.

1/19/2010

MUHAMMAD SAW NABI UMMY

Katakan : Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua, yaitu Allah yang mempempunyai kerajaan langit dan bumi ; tiada Tuhan selain Dia ; yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kepada Allah dan Rosul-Nya, yaitu Nabi yang ummy yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya ( kitab-kitab-Nya), dan ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk( terjemah Q.S. 7: 158)

Ayat ini berisikan butir-butir penting antara lain:
  1. Status Nabi Muhammad sebagai utusan semua manusia
  2. Kerasulan Muhammad Merangkap sebagai Nabi
  3. Muhammad adalah Nabi yang Ummi

Setidaknya hingga hari ini, mayoritas umat islam Indonesia mempercayai bahwa Nabi Muhammad yang ummi itu berarti tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis, alias buta huruf. Beliau buta hurup dalam segala bahasa, termasuk buta hurup arab dalam bahasa arab, Bahasa ibu Nabi sendiri. Anehnya disisi lain umat mempercayai Nabi itu cerdas dan pintar ( fathonah). Hampir semua berpandangan, bahwa kebutahurupan Nabi SAW di maksud berguna untuk:
Membuktikan bahwa ayat-ayat Al- Qur'an benar -benar bukan karangan Nabi, bukan tulisan Nabi, bukan hasil budaya Nabi, dan
menjadi alasan dan bantahan terhadap orang-orang kafir yang menuduh Nabi mengubah al- Qur'an setelah Ia membaca dan mempelajari kitab Taurat dan Injil. dengan pemaknaan istlah Nabi yang ummi itu harus di artikan buta huruf seperti: Nabi itu tidak pernah brlajar membaca dan menulis sejak kecil hingga adi Nabi; nabi itu tidak pernah duduk di bangku sekolah ; Naba itu tidak punya guru ; Nabi itu besar dalam keadaan miskin yatim piatu yang terpaksa mengembalakan kambing orang-orang Mekah untuk mendapat upah sehingga tidak sempat sama sekali belajar tulis-baca; Nabi itu mengakui tidak bisa membaca di derpan malaikat Jibril yang memerintahnya membaca ( Iqro) di gua Hiro' pada waktu menerima wahyu pertama, hal mana berarti hingga usia 40 tahun itu Nabi Saw tidak bisa membaca; dan seterusnya. Wal hasil terbentuklah sebuah keyakianan bahwa Nabi Muhammad itu buta Huruf, tak tau alif ba ta dan selanjutnya. Beliau hany bisa ngomomg bahasa arab. Beliau juga tidak kenal angka-angka, dan hanya brrhitung wahid isnen tsalatsah...... dan seterusnya.

Tulisan Arab Kuno

Tulisan Arab di masa Nabi MUhammad Saw dapat kita ketahui melalui sejarah perkembangan tulisan Arab, Khususnya melalui sejarah penulisan al-Qur'an. Dalam ilmu tafsir di catat bahwa abi memerintahkan beberapa sahabatnya agar menulis ayat-ayat al- Qur'an yyang beliau bacakan, dan melarang hadist-hadistnya agar tidak tercampur baur dengan ayat-ayat. Diamasa itu orang orang Arab. Mekah justru sudah membudayakan baca -tulis> Istri Nabi Khodijah Ra misalnya, adalh salah seorang wanita Mekah yang pandai Baca-tulis. Abu Bakar dan Umar merupakan orang yang pandai baca-tulis. Para cerdik-cendekia dan penyair juga telah membudayakan tulis-baca. susunan huruf Hijaiyah ( abjad) sama dengan yang sekarang. Yang beda ialah bentuk/bangunan huruf-huruf.

"untuk sementara contoh tidak dapat di tampilkan"
juga contoh tulisan ayat al-Qur'an menurut salinan dari mus-haf usman.

Tidak masuk di akal kalau Nabi Muhammad itu tidak mengenal huruf-huruf abjad yang anatra lain di contohkan di atas. 

Terkesan Penghinaan jika di Anggap Nabi buta tulis-baca sama sekali. Baginda sangat cerdas,shidup ditengah keluarga besarnya yang tahu baca-tulis, hidup bersama istrinya yang pandai menulis dan membaca serta membukukan usaha perdaganganya, di beri pengajaran oleh Allah Melalui wahyu Qur'ani, wahyu Qudsi, wahyu Nabawi. Bagaimana mungkin kita mengatakan Nabi Saw itu buta huruf padahal Beliau minta alat tulis untuk menuliskan wasiatnya sehari sebelum wafat? bukankah Nabi itu punya stempel yang bertuliskan  Muhammad Rosulullah yang selalu di gunakan dalam surat-surat yang disahkannya atau dalam dokumen-dokumen tertulis lainnya?

Pendek kata, banyak hal yang tidak masuk diakal sehat kalau kita  tetap mengartikan  istilah ummi itu sebagai buta huruf tak bisa tulis-baca. Dan itu berbau penghinaan atau pengecilan terhadap Nabi Saw.

Arti Ummy Yang Benar

Al-Qur'an memang menyebutkan Nabi Muhammad sebagai Nabi Ummy, yaitu pada surat al-A'raf ayat 157 dan 158, pada surat al- Baqoroh ayat 78 terdapat istilah ummiyun( jamak dari ummy) berkenaan dengan Yahudi. Pada surat ali imron ayat 20 dan 75 disebut Ummiyiin( jamak dari ummy) berkenaan dengan ahli kitab dan selain ahli kitab. Pada surat al-Jumu'ah ayat 2 di sebut kata ummiyiin berkenaan dengan kaum Musyrik Arab yang tidak pernah tahu kitab-kitab suci: suhuf Ibrohim, Taurat Musa, Zabur Daud, Injil Isa .

Kata Ummy dalam ayat-ayat Qur'an tersebut di pakai untuk makna:
  • Kaum yang Ummy ialah Kaum yang tidak mengenal kitab-kitab suci yang diturunkan kepada Rasul dan Nabi, dan mereka tidak mengetahui isi kitab-kitab suci dari Allah di maksud.
  • Kaum Yahudi dan Nasrani yang hanya mengaku sebagai orang Yahudi atau Nasrani, tetapi sama sekali tidak tahu kitab suci Taurat dan Injil, dan tidak tahu pula isinya,
  • Kaum yang belum merumuskan penanggalan tertulis ( belum punya kalender) mereka menghitung bulan atau tahun berdasarkan pengamatan langsung,
  • Orang yang tidak pernah membaca tulisan siapapun, dan atau tidak pernah menulis langsung.
Jika dikaitkan dengan Nabi Muhammad Saw, maka beliau betul-betul seorang yang ummy di mana Beliau tidak mengenal dan tidak menetahui kitab-kitab suci yang telah diturunkan terdahulu( suhuf Ibrahim, Taurat Musa, Zaur Daud, Injil Isa); beliau juga  tidak tahu , tidak pernah melihat, tidak pernah membaca, dan tidak pernah menulis ayat-ayat Taurat dan Injil ;beliau tidak pernah menyusun dan merumuskan Penanggalan atau Kalender;beliau tidak pernah membaca tulisan siapa pun dan apa pun serta tidak pernah menulis sendiri. Dengan demikian telah terkoreksi pengertian kita selama ini dimana Nabi di Anggap buta Huruf. Nabi tidaklah buta huruf, melainkan tidak pernah membaca tulisan yang tentunya terdiri dari huruf-huruf dan tidak pernah menulis dengan tangannya sendiri,

Secara kebahasaan/ etimologis dalam bahsa Arab, kata ummy dipakai juga untuk arti tidak bisa tulis-baca menurut bahasa kaumnya, menurut bahasa ibu. Orang Arab yang tidak bisa Baca-tulis Arab di sebut Ummi, meskipun bisa tulis baca dalam bahasa lain, Terhadap diri NabiSaw pengertian Lughowiyah ini tidak bisa diterapkan, karena adanya pengertian terminologis yang diisyaratkan atau ditunjuk oleh ayat-ayat al-Qur'an tersebut di atas.

Lewat koreksi ini dimaksudkan agar umat islam betul-betul mgimani dan mengagungkan Nabi tanpa embel-embel oleh anggapan-anggapan negatif atau pelcehan terselubung yang bisa membingungkan umat islam sendiri atau membuat musuh-musuh islam mencibir Nabi Saw.. Tidak perlu membela Keaslian al-Qur'an dengan cara mengatakan Nabi Buta huruf. Yang perlu ialah menyatakan bahwa Nabi tidak pernah Mengetahuikitab-kitab suci terdahulu tidak pernah membacanya, tidak pernah membaca tulisan apa dan siapapun, dan tidak pernah mengarang suatu karangan, inilah istilah Nabi yang ummy.

Hafid A. Ghani
 edisi 10/22-01-2010